Seren Taun merupakan salah satu upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat Sunda pada saat panen padi setiap tahun. Sebuah ritual dengan nuansa sakral dimana didalamnya sarat akan makna. Seren Taun merupakan symbol atau ungkapan syukur atas apa yang telah dilakukan dan diraih selama bercocok tanam. Khususnya tanaman padi. Upacara ini berlangsung khidmat dan semarak di berbagai desa adat Sunda. Upacara adat sebagai syukuran masyarakat agraris ini diramaikan ribuan masyarakat sekitarnya, bahkan dari beberapa daerah di Jawa Barat dan mancanegara. Salah satunya, Desa Purwabakti Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor – Jawa Barat. Sebuah desa yang masih tetap memegang teguh nilai-nilai budaya peninggalan leluhur. “Seren Taun, mengandung pesan-pesan moral yang begitu tinggi untuk bisa menikmati. Mensyukuri dan menghormati atas semua nikmat yang telah di berikan tuhan melalui alam ini,” ungkap Mulyadi, MM selaku Kepala Desa setempat. Menurut lelaki yang akrab dipanggil Ki Lurah ini, Seren Taun atau Sedekah Bumi adalah menyerahkan tahun yang sudah dan menerima tahun yang akan datang. Tujuannya adalah untuk mengingatkan bahwa kita hidup di alam, maka jangan merusak alam. “Dan, harus mensyukuri atas segala nikmat yang alam berikan. Timbal baliknya, jangan hanya bisa menanam tapi harus menjaga lewat sedekah bumi,” ujar Mulyadi. Pesan moral Seren Tahun, menurut Ki Lurah Mulyadi: “Kita harus bisa memberikan manfaat walaupun kecil. Tutulung kanu butuh tatalang kanu susah. Kita harus yakin ke Tuhan Yang Maha Esa. Tapi ingat, kata Tuhan jangankan minta ke Dia. Karena, tanpa di pintapun Tuhan pasti akan memberi. Karena Tuhan maha memberi dan sudah menyediakan semua untuk kita. Pintalah ke orang tua, ibu, bapak, nenek dan kakek kita. Kalau berbuat dosa ke orang tua kita bagaimana kita akan memiliki dunia,”